- Back to Home »
- Tutorial »
- KONFIGURASI DYNAMIC ROUTING (RIP) DI PACKET TRACER
Posted by : Unknown
Jumat, 27 Desember 2013
Secara umum, router dibagi menjadi dua jenis, yakni:
1. Static
Router (router statis) : adalah sebuah router yang memiliki tabel routing
statis yang diset secara manual oleh para administrator jaringan.
2. Dynamic
Router (router dinamis) : adalah sebuah router yang memiliki daftar membuat tabel
routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan
saling berhubungan dengan router lainnya.
Dalam hal ini kita akan membahas materi router dinamis
yaitu masalah dynamic routing yang menggunakan protokol RIP.
Routing Information
Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam
jaringan berbasis lokal dan luas. Karena itu protokol ini diklasifikasikan
sebagai interior gateway protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma
routing distance-vector. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988).
Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2
(RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu
secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju,
seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah
diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar
RIPng (RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
Sebelum masuk pada
pembahasan konfigurasi dynamic router, ada beberapa hal yang perlu dipahami,
antara lain:
1.
Autonomous
system atau yang disingkat AS adalah suatu kelompok yang terdiri dari satu atau
lebih IP Prefix yang terkoneksi yang dijalankan oleh satu atau lebih operator
jaringan dibawah satu kebijakan routing yang didefinisikan dengan jelas. AS
diperlukan bila suatu jaringan terhubung ke lebih dari satu AS yang memiliki kebijakan
routing yang berbeda. Contoh yang paling sering dijumpai adalah: jaringan yang
terhubung kepada dua upstream atau lebih ataupun eXchange Point, peering dengan
jaringan lokal pada eXchange Point. Autonomous System Number atau yang
disingkat ASN adalah nomor two-byte unik yang diasosiasikan dengan AS. ASN
digunakan sebagai pengidentifikasi yang memungkinkan AS untuk saling menukar
informasi routing dinamik dengan AS yang lain. Protokol routing eksterior
seperti Border Gateway Protocol (BGP) membutuhkan ASN untuk saling bertukar
informasi antara jaringan.
2.
Intradomain
Routing
-
Routing
di dalam suatu AS
-
Mengabaikan
Internet di luar AS
-
Protokol
untuk Intradomain routing juga disebut Interior Gateway Protocol
-
Protokol
yang populer :
a.
RIP
(sederhana, lama)
b.
OSPF
(lebih baik)
3.
Interdomain
Routing
-
Routing
antara AS (Autonomous System)
-
Mengasumsikan
Internet terdiri dari sekumpulan interkoneksi AS
-
Normalnya,
ada satu dedicated router pada tiap AS yg menangani trafik interdomain
-
Protokol
untuk interdomain routing disebut Exterior Gateway Protocol atau EGP
-
Protokol
routing:
a.
EGP
b.
BGP
(lebih baru)
4.
Distance
Vector Routing
-
Dengan
distance vector routing, tiap node hanya mempunyai informasi hop berikutnya.
-
Distance
vector membuat keputusan routing yang buruk jika arah-arah tidak secara lengkap
benar (misal karena salah satu node down).
-
Jika
bagian dari arah tidak benar, routing mungkin tidak benar sampai algoritma routing
reconverged.
5.
Link
State Routing
-
Pada
link state routing, tiap node mempunyai peta yang lengkap dari topologi
-
Jika
suatu node gagal (fail), tiap node dapat mengkalkulasi rute baru
-
Kesulitan:
Semua node perlu mempunyai pandangan yang konsisten terhadap jaringan.
-
1. Mengkonfigurasi
dynamic routing pada Packet Tracer
Simulasikan desain
jaringan di bawah ini, gunakan dynamic Routing
1.
Konfigurasi
masing-masing PC :
Grk1 : 192.168.1.1/24
Sby1 : 192.168.2.1/24
Sda1 : 192.168.3.1/24
2.
Konfigurasi
masing-masing Router :
Router Gresik :
Serial 0/0/0 : 192.168.101.1/24 – DCE
Fe 0/0 : 192.168.1.1/24
Router Surabaya :
Serial 0/0/0 : 192.168.101.254/24
Serial 0/0/1 : 192.168.102.1/24 – DCE
Fe 0/0 : 192.168.2.254/24
Router Sidoarjo :
Serial 0/0/0 : 192.168.102.254/24
Fe 0/0 : 192.168.3.254/24
3.
Jika
seluruh device sudah selesai dikonfigurasi, lakukan pengecekan koneksi antar masing-masing
device router tersebut dengan perintah ping dari mode previllege router
2. Mengkonfigurasi
dynamic routing pada Router Fisik
a.
Konfigurasi
dengan protokol RIP
Router Gresik
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname Gresik
Gresik(config)#interface FastEthernet0/0
Gresik(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
Gresik(config-if)#no shutdown
Gresik(config-if)#exit
Gresik(config)#interface Serial0/0/0
Gresik(config-if)#no shutdown
Gresik(config-if)#clock rate 64000
Gresik(config-if)#ip address 192.168.101.1 255.255.255.0
Gresik(config-if)#exit
Gresik(config)#router rip
Gresik(config-router)#network 192.168.1.0
Gresik(config-router)#network 192.168.101.0
Gresik(config-router)#^z
Gresik#copy running-config startup-config
Gresik#reload
Router Surabaya
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname Surabaya
Surabaya(config)#interface FastEthernet0/0
Surabaya(config-if)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
Surabaya(config-if)#no shutdown
Surabaya(config-if)#exit
Surabaya(config)#interface Serial0/0/0
Surabaya(config-if)#no shutdown
Surabaya(config-if)#ip address 192.168.101.254
255.255.255.0
Surabaya(config-if)#exit
Surabaya(config)#interface Serial0/0/1
Surabaya(config-if)#no shutdown
Surabaya(config-if)#clock rate 64000
Surabaya(config-if)#ip address 192.168.102.1
255.255.255.0
Surabaya(config-if)#exit
Surabaya(config)#router rip
Surabaya(config-router)#network 192.168.1.0
Surabaya(config-router)#network 192.168.2.0
Surabaya(config-router)#network 192.168.3.0
Surabaya(config-router)#network 192.168.101.0
Surabaya(config-router)#network 192.168.102.0
Surabaya(config-router)#^z
Surabaya#copy running-config startup-config
Surabaya#reload
Router Sidoarjo
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname Sidoarjo
Sidoarjo(config)#interface FastEthernet0/0
Sidoarjo(config-if)#ip address 192.168.3.254
255.255.255.0
Sidoarjo(config-if)#no shutdown
Sidoarjo(config-if)#exit
Sidoarjo(config)#interface Serial0/0/0
Sidoarjo(config-if)#no shutdown
Sidoarjo(config-if)#ip address 192.168.102.254
255.255.255.0
Sidoarjo(config-if)#exit
Sidoarjo(config)#router rip
Sidoarjo(config-router)#network 192.168.3.0
Sidoarjo(config-router)#network 192.168.102.0
Sidoarjo(config-router)#^z
Sidoarjo#copy running-config startup-config
Sidoarjo#reload
b.
Testing
koneksi RIP
Sidoarjo> en
Sidoarjo#ping 192.168.3.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.3.1, timeout is
2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max
= 20/28/50 ms
Sidoarjo#ping 192.168.3.254
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.3.254, timeout
is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max
= 10/10/10 ms
Sidoarjo#ping 192.168.102.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.102.1, timeout
is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max
= 20/22/30 ms
Sidoarjo#ping 192.168.101.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.101.1, timeout
is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max
= 40/46/50 ms
Sidoarjo#ping 192.168.1.254
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.1.254, timeout
is 2 seconds:
!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max
= 30/42/50 ms
Sidoarjo#
Sekian tutorial untuk dynamic routing (RIP). Untuk versi .pdf silahkan download DISINI
Semoga bermanfaat.